Pada waktu saya diberi tugas oleh guru Bahasa Indonesia untuk membuat sebuah cerpen bertemakan bebas, saya membuatnya dan terinspirasi oleh perilaku salah satu teman saya di sekolah, tapi bagi para pembaca jangan meniru kebiasaan buruk tokoh di dalam cerpen ini yaaa, selamat membaca
Kesiangan lagi
Lirasati
seorang gadis yang pintar dan juga baik, dia adalah seorang siswi SMA yang
memiliki prestasi yang baik di sekolahnya, dia mempunyai sahabat-sahabat yang
biak kepadanya, dia tidak suka mengeluh dan dia memiliki sifat dan sikap yang
cuek, dan kadang dia juga tidak bisa menyesuaikan dirinya sendiri. Lirasati
adalah gadis yang kuat, dia tinggal bersama ibu dan adik perempuan satu-satunya
yang dia miliki, karena Ibu dan Ayahnya sudah lama bercerai, dia lebih memilih
tinggal bersama Ibunya karena dia merasa kesal kepada Ayahnya.
Ibunya
mencoba bisnis agar mendapatkan uang untuk membiayai sekolah Lirasati dan
adiknya, namun Lirasati berpikir untuk membantu mengurangi beban Ibunya itu
dengan cara menjadi agen pulsa, dia menjual pulsa milik saudaranya, dan dia
menawarkan pulsan itu kepada saudara-saudara dan teman-temannya di sekolah, dan
keuntungannya, lumayan untuk menambah uang sakunya. Lirasati adalah gadis yang
penyabar dalam bisnisnya, karena dia harus menagih uang pulsa kepada para
pelanggannya itu setiap hari, dan dia juga selalu sabar jika uang pulsanya itu
belum dibayar oleh pelanggannya. Dia berbakat dalam menawarkan pulsa itu kepada
teman-temannya, dia selalu bilang “ teman-teman kalau mau beli pulsa ke aku aja
ya, dijamin murah, dan bayarnya bisa
nyicil kok.., kalau yang punya pacar.. suruh pacarnya beli pulsa ke aku ya,
dijamin awet deh hubungannya sama pacarnya itu, hehehe “, teman-temannya
tertawa dan berkata “siap !”.
Karena
sifat cuek yang dimilikinya, Lirasati selalu mengacuhkan ocehan-ocehan dari
orang-orang yang melihatnya, setiap hari dia mondar-mandir mengelilingi sekolah
untuk menagih uang pulsa kepada teman-temannya, sambil membawa buku catatan
uang pulsa yang berwarna merah muda, dan buku itu tidak pernah lupa ia bawa,
sampai-sampai teman-temannya menjuluki dia “ Musyawaroh” yaitu nama dari Bang
Madit Musyawaroh yang ada di film Islam KTP. Kemudian, setiap pelajaran
terakhir, apabila guru sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas, dia selalu
menghitung uang pulsa yang dia dapat pada hari itu, dia tidak menyadari bahwa
teman-temannya memperhatikannya, apalagi dia duduk di bangku barisan paling
depan, jadi sangat terlihat sekali apa yang sedang dia lakukan, dia selalu saja
seperti itu, tapi dia tidak pernah di marahi oleh guru, guru hanya tersenyum
dan berkata “tidak apa-apa.., yang penting masih bisa menjawab kalau saya
tanya..”. Teman-temannya mentertawakan dia, tapi tetap saja dia melanjutkan
rutinitasnya itu. Dan untung saja dia itu terkenal pintar, jadi setiap guru
yang melihatnya seperti itu, tidak pernah langsung memarahinya. Dia paling
berani menagih uang pulsa itu. Setiap jam istirahat, dia memanfaatkan waktunya
untuk menagih uang pulsa kepada para pelanggannya di kelas yang lain. Temannya
yang bernama Adit berkata kepada Reza” hei lihat Musyawaroh sudah datang, haha
..” Reza menjawab” oo.. iya betul, wahh harus siap-siap ni ngasih alasan ,
soalnya aku tidak bisa membayarnya hari ini, uangnya sudah aku pakai tadi.. “
Adit pun segera menghampiri Lirasati, karena dia paling tidak suka ditagih,
jadi dia yang duluan menghampiri Lirasati, kata Adit “ Lira ini uangnya.. !,
makasih ya ?” Lirasati menjawab” oo.. iya, kamu sudah lunas ya sekarang, iya
sama-sama, makasih juga ya.. jangan lupa beli lagi kalau sudah habis !” Kata
Adit “ iya.. siap, he “. Lalu Lirasati melanjutkan pekerjaannya itu, dan sampai
jam masuk pun berbunyi lagi. Dia berkata “ wah .. masih banyak yang belum
bayar, harusnya tadi aku menagih dulu mereka yang suka telat bayarnya.. “ ,
teman sekelasnya yang bernama Eni bertanya “ sudah.. simpan dulu uangmu itu,
kita diberi tugas mengerjakan soal di buku itu .. “. “ ya ampun aku lupa.. “
kata Lirasati sambil kaget. Setelah pulang sekolah, dia biasanya pergi menagih
uang pulsa kepada teman-temannya yang belum sempat ia tagih.
Pada
saat ada tugas dari guru untuk membuat sebuah drama, Lirasati bergabung bersama
teman-temannya dan berperan sebagai seorang laki-laki, dia teman-temannya
sedang latihan, tiba-tiba dia terlihat sedih, dia seperti tidak semangat dan
tidak ceria, teman-teman banyak yang bertanya, Arum “ kamu kenapa kok tidak
seperrti biasanya .. apa ada masalah ?”, Lirasati menjawab” tidak , aku tidak
apa-apa..”. Dia tetap terlihat sedih, dan dia tidak mau cerita kepada
teman-temannya, teman-temannya pun keheranan, mereka jadi berpikir apakah
mereka bersalah kepadanya atau tidak. Dan di saat teman-temannya mencoba
membujuk dia untuk bercerita, tiba-tiba Lirasati menangis tersendu di depan
mereka, Dian bertanya sambil memeluk Lirasati “ kamu kenapa ?.. tolong
ceritakan kepada kami, apa yang sebenarnya terjadi.. !”, Ufa meneruskan “ Iya
Lira sayang, jangan dipendam, nanti kamu bisa sakit.. , cerita ya ?”. Lirasati
tetap menangis, dia menggeleng-gelengkan kepalanya , tapi nangisnya semakin
tersendu-sendu. Ketika salah satu dari
temannya menangis, Lirasati baru menyadari ternyata teman-temannya itu sangat
menyayanginya dan akhirnya dia mau bercerita kepada teman-temannya. “
Sebenarnya aku tidak mau nangis di depan kalian..., tapi aku tidak bisa
menahannya terlalu lama, maafkan aku .. “, Lirasati berkata dengan tenang, lalu
Eni bertanya “ lalu kenapa kamu sampai menangis seperti itu.. ?”. Lirasati
menjawab “ aku... aku... aku putus sama eno !” sambil menangis lagi.
Teman-temannya serentak “ appaaaa ?!!!”. Mereka langsung memeluk Lirasati dan
memintanya untuk tidak menangis lagi, mereka marah kepada Lirasati karena dia
menangis hanya karena laki-laki yang bisanya menyakiti dia. “ sudah ! jangan
menangis lagi , aku tidak mau melihat kamu menangisi laki-laki seperti itu ..”.
Eni marah. Lirasati langsung diam dan berfikir, dia merenungi kata-kata dari
teman-temannya itu, “ iya.. aku tidak akan menangis lagi, tapi jujur aku masih
mengharapkan dia”, mereka langsung manghibur Lirasati lagi, mereka sangat kaget
sekali melihat Lirasati menangis sampai begitu, karena itu merupakan pertama
kalinya mereka melihat Lirasati menangis. Kemudian mereka melanjutkan latihan
drama itu seperti semula.
Ternyata
selain dijuluki “ Musyawaroh”, Lirasati juga dijuluki si Ratu Kesiangan, karena
dia itu setiap hari selalu terlambat ke sekolah padahal rumahnya cukup dekat
untuk bisa sampai ke sekolah tepat waktu. Dulu memang masih dianggap sebagai
hal yang biasa, tapi herannya dia melakukannya setiap hari tanpa alasan yang
pasti, dia memang memiliki prestasi yang bagus di kelasnya sehingga para Guru
pun mengenali Lirasati, dan tentu saja para Guru hampir setiap hari melihat dia
kesiangan. Anehnya, Lirasati itu tidak pernah merasa takut ditegur oleh siapa
pun, karena dia belum pernah merasakan dihukum, teman-temannya sering
memperingatkan dia untuk tidak terlambat masuk ke kelas, karena ditakutkan dia
akan mendapatkan sanksi yang berat dari salah satu Guru yang ada di sekolah.
Dan
pada hari di mana dia terlambat ke sekolah yang kesekian kalinya, teman-teman Lirasati sudah menunggu
dia, karena ingin mengumpulkan buku tugas yang ada di Lirasati. Lalu pada hari
itu, Ibu Erlyna seorang Guru yang memiliki sifat yang sangat baik dan disiplin
sudah berada di dalam kelas, tetapi Lirasati belum datang juga, dan kemudian
Ibu Erlyna bertanya “ Sudah masuk semua ?”, para murid menjawab serentak “
belum bu..., Lirasati belum datang”. Ibu Erlyna menjawab “ oo.. sepertinya
Lirasati itu sering sekali kesiangan ya, memang rumahnya di mana ?.. jauh ya
?”. Kemudian Ketua Murid yang bernama Handi menjawab “ Iya bu.., setiap hari
Lirasati sampai di sekolah pukul 07.10, padahal kan bel masuk itu pukul 07.00,
tapi rumahnya dekat kok bu”. Bu Erlyna berkata “emmhh, begitu ya ?, ya sudah
kita tunggu sebentar lagi saja .” Setelah 10 menit, Lirasati datang sambil lari-lari, kemudian setelah sampai di
pintu masuk “Assalamualaikum.. Ibu maaf saya terlambat, bolehkah saya masuk?”.
Ibu Erlyna menjawab “Wa’alaikumsalam.., iya silakan masuk dan segera duduk”.
Lirasati terlihat sangat kecapaian, nafasnya tersendak-sendak dan dia menghela
nafas beberapa kali. “ Kamu kenapa? Lari bukan?”, Kata Ibu Erlyna. Lirasati
menjawab “Iya bu..” wajah Lirasati memerah sambil menjawab pertanyaan Ibu
Erlyna. “kenapa bisa terlambat ? sudah 10 menit lo Ibu menunggu kamu”. Tanya Bu
Erlyna. Lalu Lirasati menjawab dengan rasa malu “ maafkan saya bu, tadi saya
bangunnya kesiangan , jadi saya terlambat bu”. “ Masa sih .. setiap hari kamu
bangun kesiangan ? kan ada mamanya yang bisa bangunin kamu lebih pagi ?!!”.
ujar Ibu Erlyna dengan penuh senyuman. Lirasati tidak bisa menjawab lagi
pertanyaan dari Ibu Erlyna karena malu, dan Ibu Erlyna berkata “karena kamu
sudah lebih dari tiga kali terlambat masuk pas pelajaran Ibu, jadi Ibu harus
memberikan hukuman, emmh gimana kalau kamu nyanyi di depan untuk Ibu, lagunya
bebas yang penting enak di dengar... ya ?!”. Lirasati kaget sekali ketika Ibu
Erlyna memberikan hukuman seperti itu kepadanya, karena dia tidak berani
bernyanyi di depan teman-temannya itu, Lirasati sempat menawar agar hukumannya
di ganti dengan tugas apa saja, tetapi Ibu Erlyna tidak semudah itu memberikan
keringanan kepada murid yang cukup bandel dan melalaikan peraturan sekolah, Ibu
Erlyna ingin merubah kebiasaan Lirasati dengan cara menyuruh dia bernyanyi di
depan teman-temannya, karena sebenarnya itu adalah kelemahan dia. Lalu, karena
Lirasati merasa bersalah, dia menyadari bahwa dia pantas dihukum, dia harus
mempertanggungjawabkan kesalahan yang telah dia perbuat. Dan akhirnya dia
bersedia bernyanyi di depan teman-temannya itu dengan suara yang tidak dapat
didengar, saking pelannya. Dan dia juga sempat bingung sebenarnya lagu apa yang
sedang dia nyanyikan itu. Ufa teman sebangkunya Lirasati bertanya “gimana
barusan rasanya nyanyi di depan kelas, pasti malu ya ?”. Lirasati menjawab “
iya,, malu banget ihh, aku kapok deh terlambat masuk pas pelajaran Bu Erlyna”,
“ya seharusnya kamu tidak terlambat masuk itu setiap hari !”. Kata Ufa sambil
membuka bukunya. Kemudian Lirasati melakukan aktivitas belajarnya. Pada waktu
istirahat, teman Lirasati yang bernama Ai mengatakan sesuatu “ Lira sini !, aku
mau ngomong sesuatu nih sama kamu”. “emmh boleh, apa gitu ?”, jawab Lirasati. “begini,
ada titipan salam dari seseorang yang bernama Anjas, dia alumni tahun kemarin,
katanya dia mau ketemu sama kamu, gimana ?”. Kata Ai. “oo.. kirain ada apa, ya
boleh aja asal dia yang dateng ke sininya..!”, ujar Lirasati. “ emmh iya siap
deh ..”. Kata Ai sambil langsung mengirim pesan lewat handphonenya kepada si
Anjas itu. Tidak lama, kemudian Ai
memberitahu Lirasati bahwa orang yang bernama Anjas itu mau datang ke
sekolahnya, sambil mau mengambil SKHUN. Lirasati menghargai temannya itu,
tetapi dia bersikap seperti biasa saja. Lalu bel pulang pun berbunyi, Lirasati
segera keluar dari ruang kelas, karena dia harus mengembalikan buku yang
dipinjamnya ke perpustakaan. Namun ketika dia sedang berjalan menuju
perpustakaan, ada orang yang memanggil-manggil namanya, tapi dia tidak begitu
menghiraukan karena dia sedang terburu-buru, lalu temannya yang bernama Ai itu
menyusulnya “ heii ..!” Lira tunggu.. !”. sambil berlari-lari. Lirasati
berhenti “ ada apa Ai ?, sepertinya penting sekali, kamu mau beli pulsa ya ?”.
“ihh , bukan mau beli pulsa, tapi aku mau bilangm kalau si Anjas sudah ada di
sini, katanya dia mau ketemu kamu sekarang..”. kata Ai. “ooh.. iya tunggu
sebentar dulu , aku mau mengembalikan buku dulu ke perpustakaan, memangnya dia
di mana ?”.Kata Lirasati sambil berjalan. “dia ada di pos satpam.. nungguin
kamu keluar gerbang dulu katanya”. Kata Ai.
Setelah Lirasati keluar dari perpustakaan, dia
langsung berjalan menuju gerbang untuk pulang, namun tiba-tiba ada yang
memanggilnya, dan menghampirinya. “Kamu lirasati kan ?, aku Anjas salam kenal
ya ?”, “Iya aku Lirasati, iya sama-sama, aku mau pulang dulu ya ?”, kata
Lirasati sambil terburu-buru. “kenapa secepat itu, aku mau kita ngobrol-ngobrol
dulu sebentar saja ya?”. Tanya Anjas. “maaf aku tidak bisa lama-lama di sini
karena aku harus cepat pulang”. Kata Lirasati. Anjas tetap memaksa Lirasati
untuk tetap bersama dia di sana, tapi Lirasati tidak mau berlama-lama karena
malu dan harus segera pulang. Anjas menginginkan Lirasati untuk menjadi
pacarnya, namun Lirasati menolak karena Anjas terlalu memaksanya. Dan
sebenarnya Lirasati masih belum bisa melupakan sosok mantan pacarnya itu. Anjas
pun kecewa dan menyesal telah menemui Lirasati, dan dia langsung marah kepada
Ai yang telah mengenalkan Lirasati kepadanya. Lirasati sangat merasa bersalah
kepada Ai, karena gara-gara sikapnya berlebihan terhadap Anjas, Ai jadi
dimarahi oleh Anjas. Lirasati meminta maaf kepada Ai atas kejadin itu, dan
menjelaskan bahwa dia tidak belum bisa melupakan mantan pacarnya itu. Ai
memaafkan Lirasati dan dia juga menita maaf karena gara-gara dia mengenalkan
Anjas kepada Lirasati, kejadiannya jadi sperti ini, Ai menjelaskan kepada
Lirasati, dia melakukan itu semua karena dia berniat untuk membuat Lirasati
senang, dan tidak bermaksud menyinggung perasaan Lirasati. Lirasati terharu
mendengar penjelasan dari temannya itu, dia tidak menyangka, ternyata temannya
itu sangat peduli kepadanya, sampai-sampai temannya itu yang disalahkan, dia
bersyukur memiliki teman-teman yang sangat baik dan peduli kepadanya, dia
menjadi merasa teman itu abadi, tidak seperti pacar yang senangnya hanya
sekejap saja, dan bisa menyakitkan pada akhirnya, dia menjadi lebih ceria dan
bisa melupakan semua hal tentang cintanya yang pernah kandas.
Setahun
sudah dia belajar di kelas dua, dan dia sekarang menginjak kelas tiga dengan
mendapatkan prestasi yang baik, sifat dan sikapnya tidak ada yang berubah, dia
tetap seperti Lirasati yang baik, ramah, cuek dan sebagai penjual pulsa
elektrik yang sangat bawel dalam menawarkannya, setelah liburan sekolah, dia
mencatat semua orang-orang yang belum membayar utangnya selama liburan, dia
langsung bergegas menagihnya dan berkeliling sekolah lagi, dan begitu juga
dengan pelanggan-pelanggan setia Lirasati,mereka mei, dan begitu juga dengan
pelanggan-pelanggan setia Lirasati,mereka menyiapkan uang untuk membayar
utangnya kepada Lirasati. Kadang mereka merindukan sosok Lirasati yang selalu
menagih uang dengan beraninya, tapi kadang mereka juga suka takut kalau bertemu
dengan Lirasati, karena mereka belum bisa membayar uang pulsa itu. “Hai.. apa
kabar semuanya ?”. kata Lirasati. “alhamdulillah baik, duh sudah kangen nih
ditagih lagi sama Lirasati, haha..”. kata Linlin sambil tertawa. “ ahh kamu
bisa saja, ehh kamu 12.000 ya ke aku?” kata Lirasati sambil membuka buku
catatan pulsanya.” “haha,, tuh kan betul.. pasti langsung nagih.. iya ini
uangnya ..” kata Linlin ”. Lirasati melanjutkan pekerjaannya itu ke kelas yang
lain. Bel masuk sudah berbunyi, tapi Lirasati masihh berkeliaran di liar kelas,
padahal para Guru sudah masuk ke ruang kelas masing-masing, dia baru sadar
ketika melihat teman-temannya sudah tidak ada di luar kelas, dia segera berlari
menuju kelas, dan segera masuk ke kelas untuk mengikuti aktivitas belajar. Di
dalam kelas, teman-temannya sudah menunggu dia untuk segera mengumpulkan tugas
yang dibuat olehnya, tapi Lirasati malah sibuk menghitung uang di bangkunya.
“Lirasati ! mana tugasmu ?, kami sudah mengumpulkan.” Tanya Eni. “oh ada ini..
ambil saja di tas ku .. , aku sedang menghitung uang ini”. Kata Lirasati.
Untungnya dia tidak pernah lupa mengerjakan tugas, jadi walaupun dia terlambat
masuk ke kelas, dia tetap tenang karena tugasnya sudah selesai. Tapi kadang dia
juga suka lupa mengerjakan tugasnya, untungnya dia itu pintar , soal apapun
pasti bisa dia kerjakan, tapi seharusnya dia itu jangan terlalu tenang, karena
sifat tenangnya itu bisa membuat kesalahan yang fatal, karena manusia tidak
selalu beruntung.
Keesokan
harinya, dia bngun pagi pada jam 5.00, dia langsung melaksanakan solat subuh,
tapi dia belum mandi, setelah itu dia nonton tv bersama adiknya sambil
membereskan buku, dia sangat tenang sekali, namun Ibunya langsung menegurnya,”
Lirasati.. cepat mandi dulu sana, biar tenang, kan ini sudah jam 06.00 !”. “ah
nanti saja, kan belum beres bu, lagian masih pagi, jadi dingin bu kalau harus
mandi jam segini.”. Jawab Lirasati dengan santai. “kenapa kebiasaan kamu itu
tidak pernah diubah ?, bukannya kamu pernah bilang malu kesiangan terus masuk
sekolah.”. kata Ibunya sambil menggosok baju Lirasati. “ iya.. Ibu, tapi hari
ini dijamin tidak akan terlambat lagi deh..” jawab Lirasati lagi sambil membawa
piring”. Ibunya sangat kesal “ ya ampun .. ! jam segini kenapa baru makan nak
.. kan ini sudah siang, kamu kan harus sampai di sekolah jam 07.00, nanti kamu
bisa terlambat lagi masuk nak ...”. “ masa aku tidak boleh makan bu, kan
lapar.. di sekolah kan aku tidak punya banyak waktu untuk jajan, aku kan harus
menagih uang pulsa kepada teman-teman..”. ujar Lirasati. “ya sudah.. Ibu tidak
akan menasehatimu lagi, kamu bandel sekali, nanti takutnya kamu dibenci oleh
guru-gurumu nak !”. kata Ibunya Lirasati, “ sudah Ibu tenang saja ya, aku tidak
akan pernah mengecewakan Ibu deh..”. Ibunya tidak mau menjawab lagi karena
sudah terlalu sering Lirasati seperti itu. Pukul 06.30, Lirasati baru selesai
makan, dan dia belum mandi sama sekali. Setelah makan, Lirasati bukannya segera
bergegas pergi ke kamar mandi, tapi dia malah berleha-leha nonton tv, akhirnya
pada pukul 06.50, dia cepat-cepat pergi ke kamar mandi dan dia selesai pada
pukul 07.00. Ketika dia keluar dari
kamarnya, dia melihat jam sudah terlambat, “ aduh, gimana nih pasti aku
akan terlambat masuk .. padahal kan ini hari pertamaku belajar efektif lagi..
“. Dia langsung pergi menuju gang rumahnya untuk menaiki angkot, dan angkot itu
lambat sekali, Lirasati sangat gelisah, dan takut, karena dia sudah terlambat
lagi pergi ke sekolah, setelah sampai di gapura, angkot berhenti dan Lirasati
langsung bergegas membayarnya, dia lari dari gapura untuk bisa segera sampai di
gerbang sekolah, dan itu semua, membutuhkan waktu. Sesampainya di gerbang
sekolah yang masih terbuka, dia sangat
malu oleh para guru yang melihatnya, dia langsung berlari ke ruang kelasnya dan
ternyata pembelajaran sudah di mulai, dia sangat capai sekali dan hampir tidak
bisa bernafas, setelah sampai di pintu masuk kelasnya, “Assalamualaikum.. Pak ,
saya ijin masuk “ dengan suara yang kelelahan”. “waalaikumsalam.. ada perlu apa
ya ?”. kata Pak guru sambil membuka-buka buku pelajaran. “ Pak saya murid kelas
ini, maaf saya terlambat..”. sambil tersenyum. “ooohhh.. murid di kelas ini,
saya kira kamu ada perlu sama seseorang di kelas ini, kenapa terlambat, ya
sudah masuklah !”. Kata Pak guru dengan ramah. Hari yang sangat baik untuk
Lirasati, karena dia bisa selamat dari hukuman, dia langsung mengikuti belajar
di kelasnya.
Bel
istirahat berbunyi, dan Lirasati sangat sibuk mengerjakan tugasnya dengan
cepat, karena dia harus pergi menagih uang pulsa kepada teman-temannya.
“Lirasati kamu belum mengerjakan tugas ya .., kenapa tadi telat lagi ? “. Tanya
Eni, “sedikit lagi kok , tidak kenapa-kenapa.. seperti biasa saja.” Jawab
Lirasati dengan tenang. Setelah selesai mengerjakan tugasnya, Lirasati langsung
mengambil buku catatan pulsanya, dan segera pergi meninggalkan ruang kelasnya,
waktunya Lirasati beraksi lagi. Teman-temannya sudah menyambut sambil membawa
uangnya, “Lira, aku tinggal 3000 ya ?” kata Rida. “iyaa.. langsung lunas ya..,
makasih, kalau mau beli pulsa lagi tinggal sms saja ya ke hpku..”. kata Lira.
Dia mengahabiskan waktu istirahatnya dengan menagih uang berkeliling sekolah
sampai bel masuk lagi, setelah selesai di luar kelas, dia tinggal menagih
kepada teman-temannya yang di kelas. Setelah
sampai di ruang kelas, dia melihat ada teman yang berjualan makanan, dia takut
teman-temannya tidak punya uang untuk membeli pulsanya lagi, dia langsung
mencoba makanan itu. “ mel berapa harganya, cara bikinnya gimana ?” tanya
Lirasati kepada Memel sambil memakan salah satu makanan itu. “Cuma 1000 aja,
enak tidak , ya aku juga dibantu sama mamaku tadi pagi masaknya juga, jadi
masih agak hangat ya ?”. jawab memel. “oohh kan rumahmu itu jauh dari sekolah,
kok bisa tepat waktu datangnya . bukannya kamu tadi bilang masak dulu ?”. tanya
Lirsati lagi. “ahh memangnya kamu yang tidak bisa mengatur waktu dengan baik,
ya aku dibangunin sama mama jam 4.00 jadi apa-apa yang mau dikerjakan bisa
dikerjakan dengan cepat dan tepat..!” jawab memel sambil menasehati Lirasati. “
ahh kamu bisa saja menyindir aku, aku juga bangun tidak pernah siang-siang,
tapi kenapa ya, aku selalu telat tiap hari,?”. Tanya Lirasati lagi, “ya itu kan
karena kamunya terlalu santai, jadi kamu keenakan bersikap seperti itu, padahal
kan itu tidak baik sekali buat kamunya. “ kata memel. Lirasati merenungi
perkataan Memel, dan dia ingin sekali merubah kebiasaannya itu. Pada hari itu,
Lirasati mempunyai ide baru yaitu dia berencana ingin membuat gorengan
(balabala) yang ada daging ayamnya. Dia langsung bertanya kepada teman-temannya
tentang harga bahan-bahan untuk membuat balabala itu, “ Ai kira-kira beli ayam
1 kilo berapa ya di pasar ?” . “ kalua tidak salah 30-40 ribu , memangnya ada
apa , kamu mau ada acara bukan ?”. tanya Ai, “begini, aku mau membuat balabala
ala aku, yaitu balabalanya ada daging ayamnya, emmm sepertinya enak sekali...”
kata Lirasati sambil membayangkan. “oh, kirain mau apa, ya coba saja, kalau
dijual di sini lumayan juga lo .. “. Kata Ai. “emmhh iya, kan aku juga mau
menjualnya di sini besok, aku mau membuat balabala yang enak banget, dan mau
bikin kalian supaya ketagihan, hehe “ kata Lirasati dengan girang sekali, “ya
buktikan saja kalau gitu besok !” kata Edis dari belakang sambil berteriak.
Setelah berbincang-bincang soal balabala, dia tidak lupa untuk menghitung
penghasilan pulsanya hari itu, dan datanglah guru yang akan mengajar di kelas
itu, tapi Lirasati masih sibuk menghitung uangnya, teman-temannya membicarakan
Lirasati, “ eh lihat tuh si Lirasati, ternyata kebiasaannya itu masih juga dia
simpan, masa ada guru dia berani banget menghitung uang di depan, padahal kan
itu sama saja tidak sopan, !”. kata Dandi kepada Ulwan. “iya memang dia itu
tidak ada kapoknya ya, tapi herannya dia itu tidak pernah dihukum ya, ya
mungkin memang dia sifatnya tidak peduli terhadap keadaan jadi dia begitu. “
jawab Ulwan sambil tersenyum. “ haha.. dasar, ada aja kelakuanya dia..”. kata
Dandi sambil tertawa, “ sudah.. sudah, kita tidak boleh berisik, kan Ibu guru
sedang menjelaskan !”ujar Ulwan dengan bijak. Lirasati langsung menengok ke
belakang dia punya firasat ada yang membicarakannya di belakang, tapi dia tetap
melanjutkan pekerjaannya itu. Wajar saja teman-temannya itu selalu membicarakan
dia, karena dia itu sangat tidak peduli terhadap keadaan bagaimanapun. Setelah
dia selesai menghitung uangnya, dia lalu mengikuti belajar dengan seksama
sampai bel pulang.
Bel
pun berbunyi, Lirasati dan teman-temannya membereskan bangku, dan pada hari itu
Lirasati harus piket karena jadwal sudah ditentukan, dia malah keluar duluan
dengan alasan ingin menagih uang pulsa dulu. “teman-teman.. aku keluar dulu ya,
ada orang yang belum aku tagih.. “. “kan kelas lain belum bubar.. mendingan
kamu piket dulu, nanti juga bisa bertemu di jalan.. “ kata Edis. “ aku mau
menagih ke ruang yang di bawah, nanti orangnya keburu pergi.., dia itu susah
sekali kalau mau membayar, jadi aku harus selalu menagihnya terlebih dahulu..”.
kata Lirasati sambil terburu-buru. “ahh ya sudah sana.. tapi nanti kamu harus
piket ya, kan teman-teman yang lain banyak yang tidak hadir, dan jangan
lama-lama menagihnya, karena kelasnya mau dikunci”. Kata Edis sambil kesal.
“iya iya... nanti juga aku akan piket, tenang saja ya...”. Jawab Lirasati. Edis
pun tidak menjawab lagi, karena dia sudah tahu kalau Lirasati pasti akan lama
menagih pulsanya, dan ketika Lirasati menagih uang kepada temannya, Edis tidak
banyak berharap dia langsung membersihkan ruang kelas berdua dengan Naida, dan
tidak menyisakan sampah sedikit pun. Sementara itu, Lirasati yang sedang menagih uang, malah
asyik mengobrol dengan temannya, “ Nanti sore aku mau ke rumah kamu ya.., kan
kita belum mengerjakan tugas buat besok..”.Kata Lirasati kepada Arum. “ooh iya
boleh, aku tunggu ya.., tapi bukannya kamu mau membuat balabala buat besok ?”.
Tanya Arum. “ya mau, tapi tidak sekarang kan tidak enak dimakannya kalau
balabalanya tidak renyah, jadi aku mau membuatnya pagi-pagi sebelum berangkat
ke sekolah...”. Kata Lirasati. “apa ?!!.. pagi-pagi.. aduhh kamu tuh ada-ada
saja deh, kan kamu itu suka telat datang ke sekolah, malah ditambah mau membuat
balabala dulu, itu kan membutuhkan waktu yang cukup lama ..”. Kata Arum sambil
kaget. “ ah tenang saja, akunya kan mau bangun pagi-pagi sekali jadi tidak akan
terlambat, ya kan ?” Jawab Lirasati. Kembali lagi kepada Edis yang sedang
membersihkan kelas, dia kesal sekali menunggu Lirasati padahal sampah banyak
sekali pada hari itu. Dan petugas sekolah pun datang untuk mengunci pintu
kelas, “sudah selesai belum, kuncinya mau dikunci, kan sudah kosong sekolahnya
?!”. Tanya petugas sekolah. “iya sudah, nanti kalau ada siswi yang datang ke
sini bilang saja kelasnya sudah bersih ya ?”. Kata Edis. “tapi tidak ada
siapa-siapa lagi yang berkeliaran di sekolah, mungkin dia sudah pulang”. Kata
petugas sekolah itu. ”oh ya ?, ya sudah kami mau pulang dulu, terimakasih ya
Om..”. “emmh ya sama-sama silakan”. Jawab petugas sekolah sambil menutup pintu
kelas. Setelah itu, Lirasati dengan tenang berjalan bersama teman-temannya
menuju gapura sekolah, dia lupa kalau seharusnya dia itu membersihkan kelas dengan
Edis dan temannya yang lain, dia sadar setelah melihat Edis berjalan di
belakangnya. “ya ampun, bagaimana ini.. Edis pasti marah kepadaku, aduh kenapa
bisa lupa begini sih.. !” Lirasati berbicara sendiri di depan teman-temannya.
“kamu kenapa, kok bicara sendiri.. ?”. Tanya chima. “begini.. seharusnya tadi
aku piket dulu dengan Edis dan teman-teman, tapi aku lupa, aku tadinya mau
menagih pulsa saja tapi aku malah langsung pulang, aku ini bego banget ya ?!”,
“hah ?.. haha kamu ini ada-ada saja ya.. si Edis bisa marah nanti sama kamu”.
Kata teman-temannya sambil tertawa. Lirasati pun sangat tegang dan gugup
melihat Edis yang semakin mendekat, dan akhirnya Edis berjalan melewatinya,
tanpa sepatah katapun, Lirasati tahu kalau Edis itu pasti sangat marah
kepadanya, tapi Lirasati tidak terlalu memikirkan itu, dia hanya takut kalau
dia sampai kehilangan salah satu pelanggan pulsa elektriknya. Sepulang sekolah,
dia langsung belanja bahan-bahan membuat balabala, dan pergi ke rumah Arum
untuk mengerjakan tugas.
Esok
harinya, dia bangun pukul 4.00 dia dibangunkan alarmnya, dia langsung pergi
mencuci muka dan tangannya lalu menyiapkan bahan-bahan membuat balabala, dia
membuatnya dengan seksama, sampai waktu tidak terasa sudah pukul 5.30, dia
belum melaksanakan solat subuh dan belum sarapan sementara balabalanya itu
belum selesai, dia langsung solat dan melanjutkan mengolah balabalanya itu.
Ibunya kaget sudah siang tapi Lirasati belum apa-apa, Ibunya langsung menyuruh
Lirasati untuk segera mandi dan sarapan, dan balabala itu Ibunya yang
menyelesaikan, awalnya Lirasati tidak setuju kalau balabalanya itu disentuh
oleh Ibunya, karena dia takut rasanya akan berubah menjadi rasa masakan Ibunya,
dia hanya ingin membuat balabala itu sendirian, tapi Ibunya sudah marah-marah
dan akhirnya dia mau menuruti perkataan Ibunya. Tapi seperti biasanya, Lirasati
selalu bersikap santai dan tidak bisa memanfaatkan waktunya dengan baik, dia terlambat lagi datang ke sekolah dengan
waktu 15 menit terlambat masuk kelas. Dia berlari lagi dari gapura sampai
gerbang sekolah tanpa menyadari bahwa banyak orang yang memperhatikannya,
sesampainya di kelas dia selamat karena guru yang harus mengajar di kelasnya
belum masuk. Kemudian Lirasati memanfaatkan waktunya untuk mempromosikan
balabala spesial buatannya itu, “ teman-teman mohon perhatiannya sebentar, aku
mau memberi tahu beberapa hal sama kalian, ini balabala ayam buatanku lo..,
dibuat dengan kaldu ayam, dan ada ayam yang dicincang juga di dalamnya, dan ini
sangat higienis sekali, dan steril, karena aku tidak menyentuhnya dengan
tanganku sendiri, dan dijamin rasanya enak juga menyehatkan tubuh kalianm
terigunya juga bermerk, sayurannya yang segar dan mahal semuanya mengandung
vitamin yang baik bagi tubuh kalian, harganya hanya Rp.1000, aja, beli ya ?”
Lirasati mengumumkan semua yang dia buat itu, sementara itu teman-temannya
tertawa, karena merasa lucu sekali melihat sikap Lirasati itu. Setelah Lirasati
selesai promosi, guru pun datang dan semua bersiap-siap akan mengikuti
pembelajaran. Kemudian waktu istirahatpun tiba, teman-teman Lirasati datang dan
ingin mencoba balabala itu, Lirasati dengan senang hati melayani
teman-temannya, “ Lira, aku mau beli, ada sausnya tidak, aku beli dua ya ?”.
tanya Ari. “ oh iya silakan silakan, tapi ngambilnya pake garpu ya, kan biar
tetap steril, itu ambil saja sausnya sendiri, balabalanya pakai tisyu !”. Kata
Lirasati. Dan ttidak terasa balabalanya itu habis terjual, dan teman-temannya
bilang kalau balabalanya itu enak sekali, mereka ketagihan tapi sayangnya hari besoknya akan libur menyambur
bulan Ramadhan, jadi Lirasati tidak bisa membuatnya lagi, dan dia berjanji akan membuatnya setelah idul fitri
nanti. Hari itu adalah hari pertama dan terakhir Lirasati membuat balabala
karena akan libur sebelum bulan puasa. Semuanya saling bersalaman dan saling
bermaafan satu sama lain, mareka akan berjumpa lagi ketika akan sanlat dan
belajar di bulan Ramadhan.
Saatnya
Lirasati untuk mempersiapkan sanlat, dia agak malu dengan baju yang dia pakai,
karena dia membeli baju itu baru saja kemarin, semua yang dikenakannya adalah
barang baru, dan dia tidak sempat mencuci baju barunya itu, sehingga wanginya
pun, wangi barang baru. Setibanya di sekolah, dia tidak minder karena dia akan
menagih uang-uang yang ada di para pelanggannya, dia langsung menghampiri
teman-temannya yang mempunyai utang, teman-temannya banyak yang menyindir tapi
dia hanya senyum dan senyum. Dia langsung pergi bersama temannya ke mesjid
untuk melaksanakan sanlat sampai selesai. Hari keduanya dia juga menggunakan
baju baru padahal dipakainya hanya satu harii saja. Ya memang mudah untuknya
membeli apapun yang baru, karena dia mempunyai tabungan dari hasil jualan
pulsanya itu. Hari itu adalah sanlat terakhir untuk kelasnya Lirasati dan hari
selanjutnya adalah belajar efektif lagi. Mungkin di bulan Ramadhan ini Lirasati
akan merubah sedikit kebiasaannya, yaitu kesiangan karena jadwal masuk
sekolahnya menjadi pukul 07.30, jadi Lirasati bisa sampai ke sekolah tanpa
terlambat. Tapi ternyata hari pertama dia masuk sekolah di bulan Ramadhan, dia
datang pukul 08.00, dan itu lebih telat dari biasanya, itulah Lirasati dengan
sifat dan sikapnya yang tidak boleh ditiru, karena akan merugikan dirinya
sendiri, walaupun belum ada seorang pun yang memberinya peringatan secara
keras, tapi bukan berarti dia bisa santai sperti itu setiap hari, karena perjalanan
hidup itu tidak selalu mulus dan beruntung, mungkin suatu saat nanti dia akan
merasakan akibat dari kelalaiannya itu, dengan sikap seperti Lirasati tersebut,
mungkin saja banyak teman-teman sebayanya yang tidak menyukai sikapnya itu, dan
teman-temannya akan merasa kalau Lirasati itu tidak disiplin waktu dan
menyusahkan orang lain. Untungnya, setelah sekian kali dia merasakan malunya di
hukum si depan teman-temannya, akhirnya dia bisa sadar setelah seorang guru
Pendidikan Agama Islam menjelaskan tentang waktu yang sangat berharga, dan
tidak boleh menyianyiakan waktu. Lirasati bisa merubahnya sedikit demi sedikit
sampai akhirnya dia tidak pernah terlambat masuk sekolah lagi. Dia berkata “
baiklah aku mau menuruti aturan sekolah , aku tidak akan terlambat lagi, aku
akan disiplin, aku akan menjaga prestasiku dengan merubah sikap burukku ini.. “
temannya yang bernama Eni berkata “
nah.. begitu dong.. kita kan jadi ikut bangga kalau kamu mau menuruti peraturan
sekolah.. pasti banyak sekali yang memujimu nanti, iya kan ? “. Lirasati
menjawab “ emmm... iya betul sekali, aku jadi malu sama semuanya, aku kapok
sekarang, aku tidak mau lagi dibicarakan orang dan dihukum sama guru, aku janji
akan membuktikan semuanya kepada kalian dan semua yang memperhatikanku, aku
tidak akan mengecewakan Ibuku lagi. “, “ Syukur kalau begitu, kamu harus bisa
mengatur waktumu dengan baik , agar semuanya lancar dan selesai tepat waktu,
kamu pasti akan merasa tenang kalau seperti itu ..”. Kata Eni.
Ternyata
benar, Lirasati membuktikan kepada semuanya, kalau dia bisa seperti yang
teman-temannya harapkan, dia tidak pernah terlambat lagi ke sekolah, dia selalu
datang tepat waktu ke sekolah, dan dia juga sering datang pagi-pagi sekali,
karena dia mempunyai kewajiban untuk membersihkan kelasnya. Dan tentu saja
seperti biasa, dia rajin sekali menagih uang pulsa kepada teman-temannya yang
membeli pulsa, dia sangat menekuni pekerjaannya itu. Dia juga masih ingat resep
bala-bala daging ayam yang pernah dia buat, dia membuat bala-balanya itu lagi
dengan semangat dan menjualnya di sekolah, dia itu memang pekerja keras, tapi
sayang sikap tidak pedulinya masih melekat dalam dirinya. Walaupun begitu, tapi
Ibunya sangat bangga kepada Lirasati, karena Lirasati merupakan anak yang baik
bagi dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar